Perkenalkan w seorang penikmat alam,
sebelumnya ga terpikirkan oleh w bwt mendaki gunung semeru, atap jawa tempat
bersemayamnya para dewa. Ini berawal dari info seorang teman backpacker jember
“Vj lie” yang akan melaksanakan pendakian ke gunung semeru bersama rombongan
dari Jakarta. W sempet berpikir, Gilaaa ini klo w ikut, selama ini jalan2 cuma
ke pantai belum pernah ke gunung, begitu jg dgn temen w itu,. Seriuss??
Mengapa semeru? Banyak seruan tentangan dr
para pecinta alam maupun pendaki lainnya yang menyayangkan tentang film itu.
Efek yg ditimbulkannya lebih banyak yg negatif dibanding positifnya. Masalah
utamanya adalah sampah. Kesadaran para pendaki yg sangat kurang peduli terhadap
sampah menjadikan gunung menjadi kotor, Ranu kumbolo ramai bagaikan pasar, belum
lagi sampahnya yg berceceran, apalagi pendakian masal oleh suatu perusahaan
beberapa bulan kebelakang yang menyebabkan sampah dimana-mana dan tidak
bertanggung jawab, untungnya perusahaan tersebut dikenai penalty (kata salah
seorang teman pendaki).
Mungkin ini benar2 efek dari film itu ,.
Gila!! Sekarang banyak dari mereka yang tidak ber peralatan standar keamanan.
Tidak sedikit mereka yang bercelana jeans, sepatu kets, W ga habis pikir,
keamanan sendiri aja belum diperhatikan, gimana masalah sampah. Hal ini yang
harus dicari solusinya,.. Jujur w bukan pecinta alam, w hanya penikmat alam, tp
bukan berarti buta masalah etika di Alam, kita jg tw ko mslah sampah, ekosistem
dll. Yang harus dilakukan justru memberikan pengertian bagi mereka yang belum
memiliki kesadaran membuang sampah dan efek negatif dari sampah. Jadi bagi
pecinta alam jgn terlalu egois bahwa ini gunung mu dan milik mu,.ga penting
buat koar2 di sosmed,.beri mereka pengertian tentang masalah kita. Salam
damai,.
0 comments:
Post a Comment